Kisah "Gerbong Maut" di Bondowoso...


 Pada 1947, pasukan Sekutu bersama pasukan Belanda mencoba masuk ke Indonesia. Berbagai upaya dilakukannya untuk menghalau Indonesia berdaulat. Tempat vital dikuasai termasuk stasiun kereta. Pihak Belanda melakukan penangkapan besar-besaran kepada Tentara Republik Indonesia (TRI) dan beberapa orang yang dianggap dicurigai. Mereka dibawa dan dimasukkan ke dalam penjara.



Tepat pada pukul 03.00 WIB pada 23 November 1947, sebanyak 100 tawanan orang Indonesia dipersiapkan menuju pemberangkatan. Mereka dibawa menuju tiga gerbong barang yang telah dipersiapkan sebelumnya. Gerbong pertama dengan kode GR 10152 diisi sebanyak 38 orang, gerbong kedua dengan kode GR 4416 diisi 29 orang dan gerbong ketiga dengan kode GR5769 diisi oleh 33 orang Gerbong tanpa ventilasi udara tersebut ditutup rapat bahkan lubang-lubang kecil pada sudut-sudut pintu disumpal oleh Belanda agar tawanan tak bisa melihat sisi luar. Pengap dan panas pasti dialami tawanan. Pukul 07.00 WIB kereta baru berjalan setelah menunggu empat jam. Tanpa makan dan minum menjadi pelengkap kesengsaraan dari tawanan yang dibawa ketika itu. Pada pukul 08.00 WIB, kereta berhenti di Stasiun Kalisat, Jember untuk menungggu rangkaian dari Banyuwangi untuk digandengkan dan berangkat menuju Surabaya. Penderitaan tawanan bertambah ketika di sini. Posisi gerbong yang terbuat dari seng berada tepat di bawah sinar matahari tanpa adanya penutup. Udara pengap dan panas jelas dirasakan, apalagi kondisi gerbong tertutup. Perjalanan mulai berlanjut menuju Jember, setelah rangkaian dari Banyuwangi datang. Sepanjang perjalanan Kalisat menuju Jember muncul teriakan dari dalam gerbong. Beberapa tawanan mulai berteriak dan menggedor-gedor gerbong meminta akses ventilasi udara. Pukul 10.30 WIB, Suasana dalam gerbong semakin terdengar. Suara cakaran ke dinding dan teriakan semakin menjadi-jadi.


Jumlah korban Setelah melalui penyelidikan lanjutan, sebanyak 40 orang dinyatakan meninggal dan 60 orang lainnya bisa diselamatkan. Gerbong pertama dengan kode GR 10152 diisi sebanyak 38 orang semua meninggal. Gerbong tersebut merupakan gerbong baru. Kemudian dari 29 orang yang ada di gerbong kedua, dua orang meninggal, sedang 33 orang yang ada di gerbong ketiga masih hidup semua. Setelah evakuasi terakhir, korban yang meninggal mencapai 46 orang. Sejak saat itulah, peristiwa tersebut mendapat julukan gerbong maut. Banyak pejuang bangsa yang ditawan Belanda meninggal dalam gerbong tersebut.  Sebagai peringatan, di Alun-alun Kota Bondowoso dibangun Monumen Gerbong Maut. .

Comments

Popular posts from this blog

5 Cara Menjadi Ultraman di Dunia

Mobil Termahal di Dunia